Hari Pendidikan Nasional 2012 Masih Ada PR


PR Pendidikan kita bersama

Kemarin saya berkesempatan menunggui UN SMP di salah satu sekolah yang masih memprihatinkan dengan gedung seadanya dengan atap yang tidak lurus karena sudah termakan usia. Dengan murid seadanya pula bahkan kata kepala sekolahnya "mohon maaf pak ini hanya murid sisa, kita openi kasihan mereka dari pada mereka tidak sekolah, keluyuran kesana kemari tidak jelas". namun hebatnya walaupun sekolah swasta untuk memberi semnagat mereka maka mereka sekolah tanpa biaya.

Ketika saya bertugas piket tidak menjaga saya berjalan-jalan melihat lab.komputer hanya terlihat ada 4 komputer bekas yang tidak terawat dan ada guru yang menyambangi saya "maaf pak kadang komputernya macet tidak bisa berjalan jadi hanya bisa teori saja, hanya bisa beli bekas". Dan lebih memprihatinkan lagi ruanganya hanya sekitar 1,5 meter kali 5 meter sungguh menjadi pandangan memprihatinkan.

Setelah saya mengambil soal UN saya sempatkan untuk bertanya sama mereka "apakah semua yang ada di ruang ini nanti akan meneruskan ke SMA?" , yang lainya diam. dan ada beberapa yang menjawab " jika ada rizki pak, jika tidak ya ngewangi ngarit angon wedus Pak". Ngelus dada.

Setelah akhir dari UN yang ada salah satu teman yang memang baik bagi saya dia bertanya sama mereka " Ayo di baca tulisan di LJUN kalian apa yang kalian tulis!"
"Saya mengerjakan dengan jujur pak!" jawab mereka. Apakah ada pengaruhnya ya tulisan tersbut di mata anak, atau hanya sekedar hanya tulisan tidak bermakna. Setelah pulang di mobil kami sempat bercanda memang benar tulisan di LJUN "saya mengerjakan dengan jujur ,kalau saya ...he teruskan sendiri saja ya.

Dengan membaca tulisan di atas kadang ada sesuatu yang mengganjal ketika kita melihat sekolah dengan fasilitas yang lengkap kadang tidak ada yang menggunakannya. bahkan ada teman facebook yang mengatakan apakah perlu roling guru ya biar fasilatas ICT di sekolah ini dapat dimanfaatkan dengan baik. dan tentunya Bapak Ibu sekalian bisa merasakan juga bagaimna kondisi sekolah Bapak ibu jika ada fasilitas ICT yang lengkap apakah sudah di gunakan? lebih parah lagi jika banyak guru yang tidak bisa mengoperasikan fasilitas tersbut dengan alasan tidak mau ribet.


lagi-lagi jika masalah dengan dana menjadi ironi sekali jika ada sekolah besar dan faforit di kota dengan dana dari pemerintah luar biasa, masih saja menarik dana besar dari wali muridnya, dengan alasan "Jer Basuki Mowo Beo", Kalau mau sekolahnya bermutu ya harus mengeluarkan dana lebih dong. Padahal di dalamnya sama saja atau jika berbeda tak jauh-jauh dari mata, yang jelas berbeda adalah dengan murid yang memang sudah memilki dasar intelegensi yang di atas rata-rata. harusnya sekolah yang faforit kadang tidak hanya study bandingnya ke luar Negeri juga perlu tuh ke sekolah yang seadanya agar mereka tidak seenaknya menarik dana dari wali muridnya.

Lagi-lagi jika kita sempat berpikir jangan sampai hasil UN dengan soal yang sama kwalitasnya antara sekolah yang muridnya di atas rata- rata, fasilitas mewah, guru Wah... dan dengan murid jauh di bawah rata-rata dengan fasilitas seadanya. Tentunya tidak bisa menjadi ukuran yang nyata bagaimana tentang gambaran hasil pendidikan yang ada. Bukan berarti sya menolak UN, karena belum ada jaminan juga bagaimna jika sekolah tidak ada UN..Jadi yang suka menolak UN harus kasih solusi yang jelas untuk pendidikan Negeri ini.

Belum lagi jika kita menganalisa bagimana ya pelaksanaan UN yang ada sebenarnya. Tentunya Bapak ibu guru sudah bisa merasakannya bagimana dalam pelaksananya jika Bapak ibu guru mengawasi di sekolah yang seadanya dan murid seadanya bisa membayangkan juga "Apa yang terjadi?".

Saat teman saya menunggui UN di hari Terakhir sesuai dengan bidang studinya IPA ada kejadian aneh menurut saya. Ada murid yang bertanya kepada saya. "pak mau tanya, boleh tidak?", silahkan jawabnya. Pak apa ya rumusnya ya untuk menyelesaikan soal fisika ini suliitt buanget je? dengan memberi pemakluman pada mereka,teman saya hanya menjawab dengan senyuman belaka.

Dan tentunya kasus di atas masih lebih baik di banding dengan sekolah-sekolah yang ada di pedalam sana dengan fasilitas yang masih jauh- jauh dan jauh dari harapan, dengan kwalitas guru seadanya, dengan alat transportasi yang seadanya juga.

Dengan membaca cerita di atas tentunya banyak PR bagi pendidikan di Negeri tercinta ini di mulai dari kwalitas pendidikan yang masih jauh dari harapan, fasilitas pendidikan yang masih belum memadai di berbagai daerah terpencil, pemeratan kwalitas guru,sistem yang masih perlu perbaikan dan lain sebagainya. Ayo kasih sumbangsih bagi Pendidikan Di Indonesia tidak hanya mencela saja tapi beri solusi bagi pengambil kebijakan yang ada.


"Tentunya tema pendidikan di atas harus diiringi dengan semangat dari seluruh komponen pendiddikan agar bisa terwujud seperti yang diharapkan, walau dengan PR yang masih banyak tentunya kita harus optimis untuk pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih baik lagi"

0 Response to "Hari Pendidikan Nasional 2012 Masih Ada PR"

Posting Komentar